Punya rumah yang cantik itu menyenangkan. Tapi lebih seru lagi kalau rumah itu tetap nyaman dan bertumbuh seiring perjalanan hidup kita.
Dan kuncinya? Salah satunya ada di furniture yang dirancang sejak awal.
Pernah nggak, kamu masuk ke rumah yang baru selesai dibangun, tapi langsung mikir:
“Ini enaknya ditaruh apa ya? Lha kok malah bingung…”
Padahal rumahnya udah jadi. Tapi giliran mau isi furniture, mulai muncul drama: ukurannya kejauhan, jalur lewat jadi sempit, atau warna furniturenya malah nggak nyatu sama mood ruangan.
Saya jadi ingat banget waktu pindah ke rumah ini pertama kali—semuanya masih kosong, kayak canvas putih yang tinggal diisi.
“Wah, gampang lah nanti tinggal beli sofa, lemari, meja makan…”
Tapi setelah anak-anak hadir satu per satu… Hahaha, barulah terasa: rumah ini ternyata belum benar-benar tertata.
Dan sekarang, di tahun ke-15 tinggal di sini, saya mulai kepikiran buat rombak total interiornya. Nggak harus sekaligus, tapi bisa diprogram dan direncanakan pelan-pelan. Apalagi sekarang teknologi sudah canggih, membantu kita buat ngebayangin ruang dan furniture dengan lebih jelas—jadi rencana seperti ini bukan hal yang mustahil lagi.
Teknologi Bisa Jadi Teman, Bukan Cuma Alat
Waktu belajar pakai Coohom dan coba desain ruang tamu sendiri, rasanya senang banget. Meski hasilnya belum sempurna, tapi bisa lihat gambaran ruang dengan furniture yang saya pilih sendiri itu bikin semangat.
Bayangkan, sekarang aja kita udah bisa main tarik-tarik sofa virtual, ubah warna dinding, ganti lighting langsung dari layar laptop—kenapa nggak dimaksimalkan buat bikin hunian yang lebih terencana?
Visualisasi 2D dan 3D sekarang tuh ibarat jendela ke masa depan. Kita bisa tahu duluan, “Apakah lemari ini bikin sumpek?” atau “Kalau meja makan ditaruh di sini, sirkulasi jalan masih aman nggak?” sebelum semuanya diproduksi.



Karena Rumah Ikut Bertumbuh Sama Penghuninya
Hidup itu dinamis. Yang awalnya tinggal berdua, sekarang mungkin udah ramai sama anak-anak. Atau dulu masih kerja kantoran, sekarang harus punya pojok kerja di rumah. Belum lagi saat orang tua ikut tinggal bareng dan butuh ruang yang nyaman buat mereka juga.
Kalau dari awal udah ada bayangan fungsi-fungsi ini, kita bisa banget siapkan ruang yang fleksibel dan furniture yang bisa “berubah” seiring waktu.
Misalnya:
- Rak TV yang bisa jadi partisi ruang tamu & ruang kerja
- Kabinet bawah tangga untuk tambahan storage
- Bangku panjang yang bisa diselipkan meja belajar anak
Dan semuanya bisa dirancang dari awal—nggak harus mahal, tapi terencana.
Kalau Kamu Mau Mulai, JIP Bisa Dampingi
Saya paham banget, kadang kita suka mikir “Duh, belum siap…” atau “Nanti aja deh ngerancangnya.”
Tapi justru kalau dari awal sudah ada bayangan, proses ke depannya bakal lebih hemat waktu, hemat tenaga, dan lebih sesuai kebutuhan.
Di Jakarta Interior Project (JIP), kami menyediakan layanan visualisasi desain untuk bantu kamu lihat ruangmu dari berbagai sisi—secara fungsi, estetika, dan flow.
📌 Catatan: Layanan ini berbayar, tapi bisa disesuaikan jika kamu lanjut produksi bareng kami—tergantung kesepakatan, tentu saja.
Penutup: Pelan Tapi Pasti, Rumah Itu Dibangun Dengan Cerita
Buat saya pribadi, rumah bukan cuma soal atap dan tembok. Tapi tentang proses bertumbuh—bersama anak-anak, pasangan, waktu, dan cerita-cerita kecil sehari-hari.
Makanya saya percaya, perencanaan bukan berarti harus sempurna di awal. Tapi setidaknya, kita tahu arah yang ingin dituju. Dan dengan bantuan teknologi, tim desain, serta keinginan untuk terus memperbaiki, rumah bisa jadi tempat paling nyaman yang memang benar-benar “kita banget”.
Photos Credit to Pexels